DAVOS - Presiden Israel Simon Peres mengatakan, dia sudah menghubungi Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan melalui telepon sehari setelah tindakan
walk out Erdogan di pertemuan Forum Ekonomi Dunia Davos Swiss Kamis lalu.
"Saya meneleponnya dan mengatakan, ini bukan masalah melawan Anda (Erdogan) dan Turki. Kami tetap menganggap anda sebagai teman," kata Peres seperti dikutip CNN, Sabtu (31/1/2009). Peres menambahkan, Erdogan menanggapi komentarnya itu.
Meski tidak ada pernyataan maaf, Peres mengatakan bahwa percakapan itu penuh dengan suasana persahabatan.
"Saya tidak mau terjadi perselisihan pribadi. Saya hanya mengatakan (sikap dunia terhadap Israel atas serangan Gaza), merupakan tuduhan tak berdasar. Sudah tugas saya untuk menjelaskan dan mereka (dunia internasional) tidak dapat mengubah prinsip saya," kata Peres.
Turki yang merupakan negara dengan pemeluk umat Islam mayoritas, memiliki hubungan militer dan ekonomi yang cukup dekat dengan Israel. Israel juga menggap Turki memiliki peran penting, karena menjadi penghubung pembicaraan damai dengan Syria.
Saat pertemuan Davos, Peres mengatakan bahwa Hamas merupakan kelompok teroris berbahaya. Pertempuran dengan Hamas merupakan perang suci. Peres juga mencoba meyakinkan dunia internasional bahwa perang Gaza bukanlah cerita buruk.
Erdogan kemudian menanggapi pernyataan Peres itu dengan mengatakan, "Saya tahu alasan Anda (Peres) mengucapkan itu dengan suara lantang, karena Anda merasa bersalah secara psikologis. Suara saya tidak akan selantang itu dan Anda harus tahu itu. Jika membunuh, Anda tahu bagaimana membunuh dengan baik. Saya tahu bagaimana Anda menyerang. Membunuh anak-anak di pantai," kata Erdogan.
Erdogan pun menghentikan pernyataannya setelah moderator memotong pembocaraannya. "Mulai sekarang Davos sudah selesai buat saya. Anda hanya memberi saya 12 menit, sementara Peres bicara 25 menit. Ini tidak benar," kata Erdogan kepada moderator.
Erdogan juga mengatakan, bahwa serangan Israel terhadap Gaza merupakan tindakan barbar. "Wilayah Palestina seperti penjara terbuka, terisolasi dari dunia. Saya selalu menjadi pemimpin yang mengatakan bahwa sikap anti-Semit merupakan kejahatan kemanusiaan. Juga demikian dengan anti-Islam," tegas Erdogan.