
SERANG(SINDO) – Minat untuk bisa menyaksikan peristiwa alam gerhana matahari sangat tinggi.Berbagai tempat yang masuk wilayah umbra gerhana seperti di kawasan Anyer, Banten dan Lampung dipadati oleh peneliti maupun warga setempat.
Warga tetap mengalir ke Observatorium Bosscha meskipun Lembang,Bandung,masuk wilayah penumbra gerhana. Kemarin, ratusan peneliti dari dalam dan luar negeri mendatangi kawasan Pantai Anyer, Serang, Banten, untuk melakukan penelitian gerhana matahari cincin dari perairan Selat Sunda.
Para peneliti yang datang dari mancanegara itu di antaranya berasal dari Malaysia, Amerika Serikat,India, serta Taiwan. Peneliti dalam negeri yang berkumpul di Pantai Anyer itu di antaranya dari Institut Teknologi Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung,dan Hilalul Rukyat Indonesia.
Peristiwa gerhana matahari cincin itu mulai terjadi sekitar 15.19 WIB, tapi sejak pukul 16.30 gerhana matahari cincin tidak terlihat karena tertutup awan disertai hujan gerimis. Saat bulan berada di tengah matahari yang diprediksi sekitar pukul 16.40 WIB, kondisinya tidak terlihat.
Sekitar pukul 17.00 WIB kondisi awan yang menutupi gerhana di perairan Selat Sunda sedikit membaik, tetapi gerhana matahari cincin tidak jelas terlihat. Akhirnya gerhana matahari cincin berakhir, bulan meninggalkan matahari sekitar pukul 17.50 WIB. Ketua Jurusan Fisika Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung,Taufik Ramlan Ramalis menyatakan, pada saat pertama kali gerhana matahari cincin mulai, bulan masuk dari bawah kiri.
”Dengan mata telanjang, saat bulan masuk menutupi matahari tidak akan terlihat,”kata Taufik di Pantai Anyer kemarin. Peneliti University Malaya, Malaysia,Syahrin Ahmad saatditemuidisalahsatuhotel mengatakan, dirinya datang ke Indonesia bersama 50 rekannya hanya untuk melakukan penelitian gerhana matahari cincin.
”Pantai Anyer adalah tempat yang paling tepat untuk melakukan pengamatan gerhana,”ujarnya. Sementara itu,warga sekitar Kota Serang,Banten,yang sudah berkumpul di Alunalun Serang untuk menyaksikan gerhana matahari cincin harus kecewa. Sebab, di Kota Serang, gerhana matahari sedikit pun tidak terlihat karena cuaca mendung.
Padati Bosscha
Sementara itu, sedikitnya 500 warga Kota Bandung dan luar Bandung datang ke Observatoruim Bosscha Lembang untuk menyaksikan fenomena astronomi gerhana matahari cincin yang diperkirakan muncul sekitar pukul 15.20 WIB.
Cuaca mendung sempat menyurutkan semangat masyarakat yang sudah datang ke Observatorium Bosscha. Namun,mereka akhirnya bisa menyaksikan fenomena alam tersebut dengan sempurna. PihakObservatoriumBosscha sendiri menyediakan satu teropong unitron sepanjang 1,5 meter berdiameter 102 mm. Teropong tersebut digunakan astronom dan mahasiswa untuk mengamati gerhana.
Sekadar informasi, gerhana matahari cincin yang terjadi adalah seri Saros 131 anggota ke-50. Sepanjang tahun 2009,di seluruh dunia hanya akan terjadi dua kali gerhana matahari dan empat kali gerhana bulan. Gerhana matahari lainnya adalah gerhana total yang akan terjadi 22 Juli 2009 di daratan India, Nepal,Bhutan,dan China.
Hujan gerimis juga sempat membuat para mahasiswa dan astronom di Bosscha melakukan evakuasi peralatan dengan mengangkut teropong ke Gedung Kubah Teropong Zeiss. Beruntung, menjelang pengamatan sekitar pukul 15.20 WIB, cuaca kembali cerah. Untuk melihat gerhana matahari tersebut, pengunjung diharuskan menggunakan kacamata filter myler yang bisa menyerap sinar ultraviolet 100.000 kali lebih lemah. Kacamata tersebut dijual di toko suvenir Bosscha seharga Rp25.000 per buah.
Minat masyarakat yang tinggi untuk menyaksikan gerhana membuat kacamata tersebut laku keras. Koordinator pengamatan Bosscha, Mochamad Irfan, mengatakan, pemand