Serangan roket dari wilayah Naqoura di Lebanon ke wilayah selatan Israel dinilai membahayakan posisi kontingen pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa UNIFIL asal Indonesia yang bertugas di Lebanon. Naqoura adalah wilayah yang masuk dalam monitoring pasukan Garuda 23-C.
Karena itu, kontingen Garuda 23-C saat ini dalam status siaga kuning, artinya ada peningkatan kewaspadaan dari seluruh prajurit UNIFIL di Lebanon. "Setelah insiden peluncuran roket, kontingen dapat perintah meningkatkan kewaspadaan," ujar Letnan Kolonel Artileri Hari Mulyanto, perwira penerangan pasukan Garuda 23-C, melalui sambungan telepon dalam Liputan 6 Pagi SCTV, Jumat (9/1).
Sementara itu, dalam waktu dekat, TNI Angkatan Laut akan mengirimkan kapal perang KRI Diponegoro ke perairan Lebanon. Pengiriman ini atas permintaan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa guna misi perdamaian PBB di Lebanon.
Kapal dengan nomor lambung 365 ini nantinya akan bergabung dengan pasukan UNIFIL Maritime Task Force. Kapal jenis sigma ini masuk jajaran TNI AL tahun 2007 dan dibuat di Belanda. KRI Diponegoro akan bertugas di perairan Lebanon bersama-sama dengan belasan kapal UNIFIL lainnya.
Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Iskandar Sitompul membenarkan perihal pengiriman kapal ini. Komando KRI Diponegoro sepenuhnya akan diserahkan kepada PBB setelah dilakukan inspeksi akhir Januari ini oleh tim dari PBB.